Formula 1 bukan hanya ajang balap biasa, tetapi sebuah arena di mana tim-tim terbaik di dunia bertarung dengan teknologi canggih dan strategi brilian. Sepanjang sejarahnya, F1 telah menyaksikan beberapa era dominasi dari berbagai tim. Dari Ferrari yang berjaya di era 1950-an dan 2000-an, McLaren yang mengguncang 1980-an, hingga Mercedes yang mendikte era hybrid, dominasi dalam F1 selalu menjadi bagian dari narasi olahraga ini.
Dalam setiap era, ada faktor-faktor yang mendukung supremasi sebuah tim, seperti teknologi inovatif, strategi balapan, dan tentu saja, kehadiran pembalap luar biasa.
1. Ferrari: Penguasa Awal dan Era Schumacher
Ferrari adalah tim tertua dan paling ikonik dalam sejarah Formula 1. Sejak keikutsertaan mereka pada 1950-an, Ferrari telah menjadi kekuatan utama dalam dunia balap. Pada era awal, Juan Manuel Fangio membawa kejayaan bagi Ferrari, tetapi era dominasi sesungguhnya terjadi pada awal 2000-an.
Di bawah kepemimpinan Jean Todt, Ross Brawn, Rory Byrne, dan sang maestro Michael Schumacher, Ferrari mencatatkan rekor lima gelar juara dunia berturut-turut dari 2000 hingga 2004. Mobil-mobil seperti Ferrari F2002 dan F2004 menjadi simbol keunggulan aerodinamika, kecepatan, dan ketahanan. Schumacher, dengan determinasi dan keahliannya, membawa Ferrari ke puncak kejayaan yang belum pernah mereka capai sebelumnya.
2. McLaren dan Williams: Pesaing Kuat di Era 1980-an dan 1990-an
Pada 1980-an, McLaren muncul sebagai pesaing tangguh. Dengan mobil yang didukung oleh mesin Honda dan duo legendaris Alain Prost serta Ayrton Senna, McLaren mendominasi dunia F1. Mobil McLaren MP4/4 tahun 1988 adalah salah satu mobil paling sukses dalam sejarah, memenangkan 15 dari 16 balapan musim itu.
Tak hanya McLaren, Williams juga menikmati era kejayaannya pada 1990-an. Tim ini mendominasi dengan mobil-mobil revolusioner yang didukung teknologi aerodinamika canggih dan sistem suspensi aktif. Pembalap seperti Nigel Mansell, Damon Hill, dan Jacques Villeneuve membawa Williams meraih gelar juara dunia sebelum akhirnya tim ini mengalami kemunduran seiring perkembangan teknologi dan regulasi.
3. Era Mercedes: Kejayaan di Zaman Hybrid
Setelah regulasi mesin hybrid diperkenalkan pada 2014, Mercedes langsung tampil sebagai kekuatan dominan. Dengan mobil berteknologi tinggi dan strategi pengembangan yang luar biasa, Mercedes memenangkan delapan gelar konstruktor berturut-turut dari 2014 hingga 2021.
Salah satu faktor terbesar dalam dominasi Mercedes adalah kombinasi antara insinyur hebat seperti Toto Wolff dan keberadaan Lewis Hamilton, yang menjadi ikon dalam era ini. Mesin hybrid turbo mereka menjadi yang paling efisien dan bertenaga di grid, memungkinkan mereka mendominasi setiap musim dengan keunggulan besar atas rival-rivalnya.
4. Red Bull: Kembalinya Dominasi di Era Modern
Saat dominasi Mercedes mulai pudar, Red Bull muncul kembali sebagai tim unggulan. Sebelumnya, Red Bull telah menunjukkan supremasi dari 2010 hingga 2013 dengan Sebastian Vettel yang meraih empat gelar juara dunia berturut-turut. Namun, setelah era hybrid dimulai, mereka mengalami kesulitan hingga akhirnya bangkit kembali pada 2021.
Di bawah kepemimpinan Christian Horner dan kejeniusan Adrian Newey dalam merancang mobil, Red Bull kembali mendominasi, terutama dengan Max Verstappen sebagai pembalap utama mereka. Kecepatan, inovasi aerodinamika, dan strategi pit stop yang cerdas membuat mereka kembali menjadi tim yang harus dikalahkan.
Siklus Dominasi di Formula 1: Tidak Ada yang Berkuasa Selamanya
Dominasi dalam Formula 1 selalu terjadi dalam siklus. Dari Ferrari, McLaren, Williams, Mercedes, hingga Red Bull, setiap tim memiliki era kejayaannya sendiri. Namun, sejarah menunjukkan bahwa tidak ada dominasi yang berlangsung selamanya. Regulasi baru, inovasi teknologi, dan perubahan strategi akan selalu menjadi faktor yang menentukan siapa yang akan berkuasa di masa depan.
Dengan teknologi yang terus berkembang dan persaingan yang semakin ketat, menarik untuk melihat siapa yang akan menjadi kekuatan dominan berikutnya di ajang balap paling bergengsi di dunia ini.
BACA JUGA : Bagaimana Teknologi F1 Mempengaruhi Mobil Jalanan?